kilas

  Kalau saja kamu tau, kamu satu yang selalu aku tunggu Tapi aku rasa kamu memang tau, hanya saja kamu tidak mau tau lebih jauh lagi Tidak perduli kelanjutan pentingnya kamu buat aku, Biar aku cerita..   ini tentang bagaimana kamu menganggap semuanya semudah itu, Semudah kamu yang tiba-tiba datang dengan pesan singkatmu yang sok lucu,  hey! andai kamu tau lamanya waktu yang terbuang untuk nunggu kamu gak sebercanda itu. Andai kamu tau tiap kali ada perasaan khawatir yang muncul harus diluapkan lewat air mata, tapi ternyata itu hal sepele menurut kamu Bukan, aku bukan minta hal yang muluk-muluk yang ada di pikiran kamu Bukan dengan setiap detik kamu kabarin aku, bukan dengan kemanapun kamu harus lebih dulu mengantongi izin dariku, bukan tentang itu, Tapi tentang, bagaimana kamu mendengarkan aku yang sejak pertama selalu bilang, “kamu gak perlu 24jam sama aku tapi setidaknya satu menit dalam sehari untuk aku tau kalo kamu baik aja”,   ini tentang bagaimana ...

 Kadang, kita harus terima kalau ternyata kita bukan orang pertama yang dicari seseorang kalo lagi lara, kalo suasana hatinya lagi gak sebaik biasanya,  Kita harus terima, kalau pada kenyataannya kita gak spesial dan gak ada lebihnya dibanding orang lain dalam hidupnya, siapapun orangnya menjadi yang di khususkan adalah salah satu bentuk apresiasi yang menyenangkan. Selama ini, banyak sekali ekspetasi yang mampir ketika saya kenal kamu, saat saya merasa kamu adalah orang yang mungkin bisa turut andil dalam proses penyembuhan luka,  Saya yang salah, karena seharusnya saya tidak pernah berfikiran seperti itu, karena sejatinya sembuhnya luka, bahagia, dan siapnya saya menghadapi dunia setelah merasakan sakit adalah seratus persen tanggung jawab diri saya sendiri, Maaf ya, saya pernah membebani kamu untuk memenuhi ekspetasi saya, dramatis memang,  Tapi saya harap, kelak kamu bisa tahu kalau hadirmu pernah jadi yang selalu ditunggu, bagi seseorang yang mungkin gak pernah ...