Trafic light
Punya perasaan ke kamu, itu sama kaya lagi nungguin lampu merah, waktu lampu warna merah yang menyala aku ditahan buat gak maju, beberapa saat kemudian aku diminta hati-hati karena si kuning yang dapat giliran kali ini, dan sampai tiba waktunya lampu hijau akhirnya nyala,
Tapi lagi-lagi itu bukan kabar baik, bahkan jadi yang terburuk.
Aku baru sadar kalo dari awal aku memang gak seharusnya banyak ekspetasi di persimpangan jalan dimana aku nemuin si lampu merah ini, kamu maksudku.
Seharusnya aku ngerti, kalo warna merah disana jelas kasih tanda kalo aku emang gapernah bisa ada disana selamanya, kalo aku ternyata cuma satu dari sekian kendaraan yang berhenti disana, dan saat lampu kuning mulai terang seharusnya aku sadar, kalo aku diminta hati-hati atas ekspetasiku sendiri kalo aku diminta untuk tetap kontrol apapun imajinasiku tentang kamu, sampai waktunya si hijau menyala aku juga harus mengerti kalau simbol hijau ternyata artinya aku harus jalan, pergi menjauh dari kamu dan begitu seterusnya,
Kadang untuk mengibaratkan perasaan mudah, yang sulit itu kamu.
Gak paham kenapa selalu terasa gak mudah untuk ngerti, kalo hadirku bukan yang kamu tunggu, mungkin semesta mau logikaku istirahat sementara
Tapi tanpa logika, aku hampir gila
Semua ini kaya emang udah jalan nya, aku harus lewatin jalan itu sampe dipersimpangan jalan aku ketemu kamu, si lampu merah yang ternyata kalo dipikir-pikir bisa buat aku sadar kalo aku memang bukan apa-apa di sisi kamu, bahkan aku hanya satu dari banyaknya hal yang ada di persimpangan itu, entah kendaraan atau benda bahkan manusia lain.
Aku mungkin akan terus berjalan, ketika kamu biarin aku pergi menjauh dari kamu, tapi layaknya perputaran bumi duniaku berporos dijalan itu, sejauh apapun aku pergi aku akan kembali untuk sekadar singgah dipersimpangan itu,
Terimakasih ya, karena kamu buat perjalanan ku cukup berarti sejauh ini, terimakasih untuk menjadi bagian dari keseharianku, terimakasih karena kamu aku bisa lebih memaknai lalu lintas perjalanan hidupku,
Tetaplah gagah, dan tegas tentang apa yang kamu ungkap, meski sesekali ada yang menaggapmu hambatan bahkan mencari jalan lain untuk menghindar dari kamu, tapi di sisi lain juga ada yang bergantung sama kamu, dengan menjajahkan minuman dingin atau sekadar bernyanyi dah berharap mendapat imbalan untuk suara yang mengikuti melodi,
Tetap berdiri, untuk banyak aspek yang memang butuh kamu, seperti aku yang tidak jarang memanfaatkan momen itu, dimana aku bisa singgah untuk tanganku berhenti memacu sepeda motorku, meski tidak lama, setidaknya sebagian lelahku hilang.
Komentar
Posting Komentar